Perjalanan Santai dari Balikpapan ke Samarinda via Samboja-Handil dengan New Honda PCX160 RoadSync
Perjalanan kali ini membawa saya dari Balikpapan menuju Samarinda, melewati jalur yang tidak biasa, yakni Samboja-Handil-Palaran. Karena rutenya berbeda, kendaraan yang digunakan pun ikut berbeda. Saya bersama suami mengendarai New Honda PCX160 RoadsSync, skutik premium yang baru saja diluncurkan Astra Motor Kaltim 1 pada Januari 2025.
Kami memulai perjalanan sore hari, sekitar pukul enam, saat matahari mulai meredup dan malam perlahan ingin menggantikan terang. Waktu keberangkatan ini sebenarnya cukup nanggung. Rencananya kami ingin berangkat pukul 16.00 WITA, tapi, beberapa hal membuat rencana bergeser. Namun, karena ini perjalanan santai, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Justru, jalur yang kami tempuh menghadirkan pengalaman berkendara yang seru, sedikit menantang, dan tentu saja menyuguhkan pemandangan yang jarang saya lihat.
Balikpapan – Samboja: Menyapa Senja dan Menjumpai Pantai
Di tengah perjalanan, kami sempat menepi sejenak saat senja tiba. Setelah mengisi BBM, perjalanan berlanjut menuju Samboja. Perjalanan yang didominasi gelap akhirnya kami lalui dengan aman, tepatnya kami di kawasan Perumahan Bhumi Pemedas yang tak jauh dari Pantai Pemedas.
Ini bukan kali pertama bagi saya ke Samboja. Tapi ke Pantai Pemedas, ini adalah pengalaman pertama. Menariknya, meski cukup lama duduk di motor, tubuh tetap terasa nyaman. Saya hanya membawa tas punggung berisi perlengkapan ringan, sementara pakaian dan barang lain dengan mudah tersimpan di bagasi motor. Sehingga, tidak ada benda berat yang perlu pegang.
Dari Balikpapan ke Samboja, jarak tempuh sekitar 65 km. Namun, karena motor sudah lebih dulu digunakan berkeliling, panel motor menunjukkan angka 89,4 km. Karena perjalanan ini tidak tergesa-gesa, kami tiba di Samboja pukul 20.43. Udara malam terasa lebih sejuk setelah hujan yang baru saja mengguyur kawasan. Jika dipikir-pikir, ada untungnya juga keberangkatan kami sempat tertunda. Kalau berangkat lebih awal, bisa jadi kami justru kehujanan di jalan.
Keesokan paginya, saya menyempatkan diri ke Pantai Pemedas yang masih sepi, menikmati udara pagi sambil menanti matahari terbit. Setelah itu, berjalan-jalan ke pasar, berburu kuliner untuk mengisi pagi di Samboja.
Samboja–Handil–Samarinda: Jalur Alternatif dengan Pemandangan Berbeda
Setelah puas menikmati suasana pagi, perjalanan kami berlanjut ke Samarinda. Mengapa saya menyebutnya jalur yang tidak biasa? Karena biasanya saya menempuh rute Balikpapan – Samarinda melalui jalur Bukit Soeharto atau jalan tol BalSam. Namun, kali ini, kami memilih jalur berbeda: dari Balikpapan ke Samboja, lalu melewati Handil, tembus ke Sanga-Sanga, Palaran, hingga akhirnya tiba di Samarinda.
Sepanjang jalan, lanskap yang kami temui begitu beragam. Dari barisan pepohonan cemara di sepanjang pantai, hutan hijau yang masih asri, hingga kawasan industri dan bekas tambang yang meninggalkan jejak para pekerja keras. Di sela-sela itu, rumah-rumah penduduk berdiri, menghadirkan nuansa kehidupan dalam warna perjalanan kami.
Jalurnya pun tidak monoton. Kadang mulus beraspal, kadang berganti cor-coran beton, bahkan ada juga jalan tanah yang sedikit menantang. Meski begitu, motor tetap bermanuver dengan baik, menghindari lubang-lubang kecil yang sesekali muncul. Dari jalan lurus yang panjang, rute berubah menjadi tanjakan dan turunan berkelok. Perubahan pemandangan terasa dramatis—dari laut yang membentang, bergeser ke muara, hingga akhirnya disambut oleh sungai besar di ujung perjalanan.
Sepanjang rute ini, kami melewati beberapa jembatan—hal yang jarang ditemui jika melewati jalur via Bukit Soeharto atau jalan tol. Perjalanan kali ini benar-benar menghadirkan perspektif baru.
Samarinda – Balikpapan: Kembali Pulang
Setibanya di Samarinda, kota yang lekat dengan Sungai Mahakam, tidak banyak yang kami lakukan. Kami hanya melintasi sisi sungai, mencari tempat untuk beristirahat sejenak sebelum bersiap kembali ke Balikpapan. Rasa lelah mulai terasa, apalagi esok hari sudah harus kembali bekerja.
Untuk perjalanan pulang, kami memilih jalur via Bukit Soeharto. Di tengah perjalanan, cuaca mulai berubah—gerimis perlahan turun, kemudian berangsur menjadi hujan deras. Motor masih mampu melaju dengan stabil, hingga akhirnya kami memutuskan berteduh sejenak dan menikmati momen santai di tengah perjalanan.
Setibanya di Balikpapan, kami melihat panel motor. Total jarak tempuh tercatat 281,9 km, dengan konsumsi BBM 49,5 liter. Paksu cukup takjub dengan keiritan New Honda PCX160 RoadSync—ini pengalaman pertamanya menjajal skutik premium ini.
Nah, bagaimana sensasi berkendara mewah dengan New Honda PCX160 RoadSync ini?
Perjalanan dengan New Honda PCX160 RoadSync: Sensasi Berkendara yang Nyaman dan Modern
Kami memulai perjalanan dengan New Honda PCX160 tipe ABS RoadSync Red, sebuah skutik premium yang tidak hanya tampak gagah, tetapi juga menawarkan pengalaman berkendara sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menyalakan mesin dapat menggunakan Smart Key System, cukup tekan tombol remote selama tiga detik, dan motor siap digunakan.
Di dekat stang kiri terdapat multi-function switch untuk mengoperasikan TFT Panel, lalu ada tombol klakson, lampu sein, dan fitur pass beam, berupa tombol praktis untuk memberikan sinyal lampu jauh kepada pengendara lain. Sementara di bagian kanan, terdapat tombol starter, idling stop, saklar fuel, tombol jok, dan lampu hazard.
Desain Ergonomi : Nyaman dan Eksklusif
Begitu duduk di atas jok, langsung terasa bahwa tubuh bisa ditopang dengan baik. Tinggi jok 764 mm. Joknya empuk dan sedikit meninggi di tengah, memberikan sandaran alami untuk bagian bawah belakang pengendara. Ini membuat posisi duduk lebih stabil, mengurangi rasa pegal pengendara selama perjalanan panjang. Jok juga tidak licin, sehingga pengendara tetap di tempatnya tanpa melorot ke belakang dan menyentuh penumpang. Sementara untuk penumpang, joknya dibuat rata dan tetap nyaman. Bagi saya, sebagai pihak yang dibonceng, jok belakang terasa lebih lebar dan tidak menukik. Saya pikir, karena desainnya ergonomi, perkara duduk saja, sudah bikin nyaman kok.
Untuk pijakan kaki depan New Honda PCX160 ini memanjang, sehingga bisa memberi fleksibilitas lebih, yang memungkinkan kaki pengendara bisa maju-mundur atau selonjor sesuai area pijakan. Untuk penumpang, pijakan kaki berbahan besi dengan desain rata-ramping siku-siku terasa cukup kokoh. Meski tidak terlalu lebar, pijakan ini tetap mampu menopang bagian tengah telapak kaki saya dengan baik. Saat perjalanan jauh, kaki saya tetap nyaman tanpa merasa cepat lelah.
Sementara posisi stang terasa pas dengan genggaman, tidak meninggi, dan jangkauannya tidak membuat lengan tegang. Menurut Paksu, posisi stang-nya memberikan kontrol yang nyaman, membuat tangannya tidak cepat lelah.
Performa Mesin dan Handling : Mantap Beraksi
Ditenagai mesin 160cc 4 katup eSP+, dengan tenaga maksimal hingga 11,8 kW @8.500 dengan torsi puncak 14,7 Nm @6.500 rpm, motor ini memiliki tarikan yang halus tetapi tetap bertenaga. Akselerasi terasa ringan, meskipun bodi motor cukup besar, dengan berat 133kg jika plus Roadsync . Ketika harus menurunkan kecepatan dari tinggi ke rendah, respons gas tetap lembut, membuat transisi kecepatan lebih mulus tanpa hentakan mendadak. Sementara itu, saat pengereman, cengkeraman terasa baik, tidak keras atau tidak "mengejut-ngejut”.
Handling New PCX160 sangat stabil di berbagai medan. Dengan Subtank Rear Suspension, motor tetap nyaman meski melewati jalan berbatu atau berlubang. Saat kami bertemu jalanan berkelok atau tanjakan, skutik ini tetap bisa bermanuver dengan baik. Profil ban yang lebar memberikan daya cengkeram optimal ke aspal, sehingga berkendara lebih stabil.
Motor ini juga menggocek mantap, terutama di jalanan berkelok-kelok dan berbukit. Kami sempat menemui tikungan tajam model “SS”, dan New PCX160 tetap bisa diajak bermanuver dengan lincah tanpa kehilangan keseimbangan. Suspensinya bekerja dengan baik untuk cukup menahan guncangan, sehingga kami tetap merasa nyaman meski melewati jalan yang tidak rata. Namun, tetap perlu berhati-hati di jalan sempit karena bodi motor yang cukup besar, dengan lebar 742 mm dan panjang 1.936 mm.
Lampu utama LED sangat terang dan memberikan pencahayaan optimal. Lampu DRL dan lampu sein juga cukup terang, meningkatkan visibilitas di jalan. Namun, di malam hari, kami sempat bertemu beberapa pemotor lain dari jalur yang berlawanan arah. Lampu utama malam menyala dengan baik, tetapi menurut Paksu terasa terlalu tinggi, bahkan cahayanya cenderung mirip proyektor? Karena cahayanya terlalu tinggi, beberapa pengendara dari arah berlawanan sampai ikut nge-dim. Mungkin saja karena mereka merasa silau. Sepertinya untuk lampu malam, perlu sedikit penyesuaian sudut pencahayaan, mungkin bisa difokuskan lebih ke jalan atau sejajar dengan horizon.
Bagasi dan Penyimpanan: Ruang Luas untuk Perjalanan Jauh
Ini bagian favorit saya! Yakni bagasi luas 30 liter dilengkapi seat stopper yang mampu menampung tas travel penuh. Ini sangat berguna saat membawa barang banyak dalam perjalanan jauh, terutama saya yang bepergian sehari aja, rasanya pengen bawa setengah lemari. Selain tas travel yang penuh, ternyata bagasi masih muat juga barang lain. Pokoknya, leluasa banget dan bikin lega.
Efisiensi BBM dan Sistem Keselamatan
Kami cukup terkejut dengan konsumsi bahan bakar New PCX160 yang sangat efisien. Dari perhitungan kami, motor ini mencatat konsumsi 49,5 km/liter. Kapasitas tangki 8,1 liter membuat perjalanan jauh lebih nyaman karena tidak perlu sering mengisi ulang BBM.
Fitur keselamatan juga menjadi nilai plus. New Honda PCX160 RoadSync dilengkapi dengan ABS dan Honda Selectable Torque Control (HSTC), yang memastikan kontrol optimal dan mencegah ban selip di jalan licin. Saat mencoba Traction Control, fitur ini terasa responsif, meskipun menurut Paksu, beliau belum memanfaatkan secara penuh. Rem cakramnya cukup menggigit, memberikan keseimbangan antara keamanan dan kenyamanan, baik di jalan lurus maupun saat berbelok. Performanya tetap prima bahkan saat berkendara di kala hujan, meski tetap disarankan untuk lebih berhati-hati.
Ketika hujan turun cukup deras, kami memilih untuk berteduh. Namun, setelah hujan reda dan jalan masih basah, New PCX160 tetap stabil. Kami bisa berkendara dengan percaya diri, berkat kombinasi ABS, HSTC, dan daya cengkeram ban yang baik.
Fitur RoadSync dan Teknologi
Sebenarnya pada kiri dashboard New Honda PCX160 RoadSync terdapat USB Type-C Charger yang memungkinkan mengisi daya smartphone selama perjalanan. Namun, kami belum memanfaatkan fitur ini.
Layar panel TFT 5 inci berisi informasi speedometer, odometer, trip meter, fuel gauge, jam digital, indikator fitur HSTC pada tipe ABS, dan juga memberi tahu kapan motor sebaiknya dilakukan service, sudah sangat lengkap dan sangat membantu kami menjelajah. TFT Panel juga dapat menampilkan latar putih atau hitam juga sangat membantu dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Sementara itu, fitur yang menjadi unggulan pada New PCX160 adalah Fitur RoadSync. Fitur ini bisa dikoneksikan dengan HP lewat aplikasi. Nantinya kita bisa mendapatkan informasi seperti cuaca, navigasi arah, mendengarkan musik, bahkan menerima pesan, dan panggilan telepon. Untuk navigasi terintegrasi dengan google maps, jadi bisa menampilkan navigasi yang terupdate.
Kesimpulan: Skutik Premium Untuk Sensasi Jelajah Mewah
Setelah menjelajah dengan New Honda PCX160 RoadSync, skutik ini benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai motor premium yang bukan cuma gaya, tapi juga nyaman dan praktis. Desainnya elegan, fiturnya modern, dan yang paling penting—pengalaman berkendaranya bikin betah. Suspensinya empuk, bagasinya luas buat nyimpen barang tanpa ribet. Plus ada USB charger yang bikin tetap terhubung sepanjang perjalanan, walaupun untuk yang satu ini, kami belum benar-benar memanfaatkannya.
Buat yang sering jalan jauh atau sekadar muter-muter di kota, New Honda PCX160 RoadSync ini keren dalam hal efisiensi dan kenyamanan. BBM-nya irit, manuvernya lincah, dan stabil di berbagai kondisi jalan, bikin setiap perjalanan terasa lebih santai dan menyenangkan.
Selama perjalanan, kami tidak menemui kendala berarti dan lebih banyak menikmati kenyamanan berkendara.
Menurut Paksu, selaku pengendara, New Honda PCX160 RoadSync terasa nyaman saat melaju kencang, meski ada pengalaman minim di mana respons mesinnya sedikit lambat. Selain itu, pencahayaan lampu malam terasa terlalu tinggi. Sementara bagi saya, yang hanya dibonceng, rasanya nyaman-nyaman saja. Yah, namanya juga dibonceng!
Selain berkat desain, kemewahan New Honda PCX160 RoadSync juga terasa dari performanya yang halus— seperti yang diharapkan dari skutik kelas atas. Ini pengalaman berkendara yang terasa nyamannya, lebih eksklusif dan berkelas. New Honda PCX160 RoadSync cocok untuk perjalanan jauh, touring antar kota, maupun mobilitas harian di perkotaan. Entah akan mana lagi setelah ini.
***
Bagi teman-teman yang ada di Balikpapan dan sekitarnya,
berikut saya spill, price list New Honda PCX160 :
berikut saya spill, price list New Honda PCX160 :
Tipe | Warna | Harga |
---|---|---|
New Honda PCX160 | Exceptional Black, Exceptional White, Exceptional Matte Silver, Exceptional Red | Rp 36.120.000 |
New Honda PCX160 ABS | Phenomenal Matte Black, Phenomenal White, Phenomenal Matte Silver, Phenomenal Matte Red | Rp 39.120.000 |
New Honda PCX160 RoadSync | Burnt Titanium | Rp 42.740.000 |
^^^
3 Comments
Pantainya sepi dan indah ya. Semoga anakku cpt pindah ke ikn biar aku bs eksplore Balikpapan. Merk honda sih sdh terjamin mutunya ya
ReplyDeleteWaaah serunya mbaaa road trip naik motor. Ini aku belum pernah sih 😅. Walaupun beberapa kali diajakin pak suami ke solo naik motor 😂
ReplyDeleteKalo motornya Honda series skuter premium pula, pastilah nyaman yaa. Semuanya dibuat sesuai kenyamanan pengendara saat membawa. Dari dulu kluargaku juga pakai Honda utk motor. Pas nikah Ama suami aja, preferensi dia lebih suka yg lain.
Tp aku sendiri kalo ditanya harus beli motor apa, biasanya pasti memilih Honda
sensasi motoran tu bisa melewati jalur gak umum, dan sempit hihihi. Tapi kalau hujan, mesti siap berburu tempat berteduh, ya hitung2 cari pengalaman.
DeleteHai, bila tidak memiliki link blog, bisa menggunakan link media sosial untuk berkomentar. Terima kasih.