“Bukan hanya kucing yang memiliki lebih dari satu nyawa.
Gamer juga bisa.”
Sebuah Pengakuan: Saya Sama Seperti Orangtua Lain
Beberapa tahun sebelum aktif menulis di platform
blog, saya sama sekali tidak punya wacana tentang kesuksesan seorang gamer. Saya melihat seorang gamer hanyalah sebagai sosok yang
menghabiskan waktunya berjam-jam di depan layar dan tidak banyak yang bisa dibanggakan
di masyarakat. Gaming adalah bentuk
kebosanan seseorang yang lantas berubah menjadi petualangan mengasyikkan ketika
memasuki dunia baru. Tentu saja, saya tidak lantas merutuki gaya hidup gamer, karena saya pun senang bermain game, meski hanya berupa game-game
ringan, seperti hmm... angry birds.
Singkatnya, saya paham mengapa seseorang senang bermain game. Tapi, sulit
bagi saya berpikir mau dibawa kemana kesenangan yang sifatnya sementara
tersebut pada akhirnya. Karena hidup bukan hanya untuk bermain-main
bukan?
Lama-kelamaan pola pikir seperti dulu mengalami pergeseran.
Seseorang yang menemukan keasyikan gaming
adakalanya memang diawali dari rasa bosan dengan dunia (nyata) nya, mencari
kesenangan lalu hidup nyaman dengan dunia game.
Tapi, ternyata kata bosan ini punya cakupan yang tidak sederhana. Ada sebuah
kisah dari seorang yang cacat, ia mengalami bully
di dunia nyata, membuatnya tidak berharga. Lalu ia masuk dalam dunia game, bukan hanya untuk pelampiasan,
tapi lama kelamaan ia justru menemukan sisi manusianya kembali.
Ada pula kisah lain, tentang seorang lelaki yang dengan keyakinan kuat mendaftarkan
diri untuk ikut berperang (dalam arti sebenarnya) karena sebelumnya ia telah ‘berlatih’
perang di dunia gaming. Meski, pada akhirnya
lelaki ini segera pulang dari kancah peperangan dan mengakui betapa keras medan
yang ia pilih dari game yang ia mainkan. Tapi, ada kesimpulan yang bisa saya
petik. Jangan meremehkan gaming,
karena game memang bisa membawa
seseorang pada titik perubahan. Game
sangat potensial untuk mengubah karakter seseorang.
Jangan Melaknat, Mari Mendekat
Saya pernah disuguhi sebuah pertanyaan : “mengapa Malin Kundang menjadi
batu?” Jika pertanyaan ini dijawab, karena ia anak durhaka, maka jawaban ini
tidak cukup tepat. Malin Kundang menjadi batu, karena Ibunya mengutuknya
menjadi batu. Jika ibunya mengutuknya menjadi onde-onde, mungkin ia akan lebih
enak digigit, atau jika ia dikutuk jadi botol plastik, mungkin akan ada yang
ingin mendaur ulang. Jika...
Cukup, jangan dilanjutkan imajinasi ini.
Konon, dalam kisah selanjutnya, disebutkan Ibu Malin Kundang menyesal atas
apa yang ia lakukan, seandainya sebuah batu bisa dikutuk kembali menjadi
anaknya, maka kisah ini tak akan menjadi kisah sedih pada akhirnya. Sayang, seperti kata pepatah ‘nasi sudah menjadi bubur’ dan pas pula
buburnya tidak bisa diolah apa pun lagi.
“Karena Laknat
Emak Begitu Nyata, Cobalah Pendekatan Lebih Dulu.”
Lepas dari fakta sepenggal kisah masyhur di atas, saya sering memikirkan
akibatnya.
Saya hidup di era disrupsi. Era yang tak dapat disangkal adanya konflik dan
pertentangan. Era digital telah membawa kita turut merasakan pertentangan ini.
Antara manusia zaman old dengan zaman
now. Antara anak muda milenial dengan
orangtua era kolonial. Eh.
Situasi ini juga nyata dalam hal gaming.
Apalagi game.
Kalau saya masih bisa menyebut diri beruntung tidak menyumpahi kehidupan
para gamers. Nyatanya orang lain
tidak begitu.
Tengok saja di sekitar kita, ada orangtua yang ketika mendapati anaknya
bermain game, ingin segera menarik
telinga anaknya dan memakinya hingga tuntas kesal di dada. Ditambah dengan sumpah-serapah. Seakan
bermain game sudah pasti terjebak
dalam lubang hitam.
Game memang punya sisi
negatif, tapi pastinya juga punya sisi positif. Ada manfaat-manfaat yang (mungkin) tanpa disadari muncul, misalnya :
+Menjadi lebih tangkas
+Lebih sabar
+Memacu Kecerdasan
+Menghilangkan stress
+Latihan berorganisasi dan kerjasama
+Berpikir kreatif
+Menimbulkan
efek kesenangan
|
+Menambah pertemanan dan interaksi digital
+Kalau pun ada musibah: kecelakaan, luka, tabrakan,
itu hanya terjadi di dunia game.
+Belajar kehidupan orang lain dari dunia game.
+Belajar bahasa asing.
|
Ketika bisa melihat sisi positif game,
cara menyikapi pun berbeda. Tapi, untuk
melihat sisi positif ini pun harus ada pendekatannya, karena menurut saya sukar
bila kita tidak pernah bersentuhan dengan dunia game sama sekali, lalu bisa memahami dan menerimanya dengan serta
merta.
Ada salah satu cara pendekatan, yaitu mencoba bermain
game sesekali.
ASUS ZENFONE MAX M2, Tetap Pro Untuk Gaming Tanpa Menguras Kantong
ASUS Zenfone Max M2 |
Emak-emak bermain game?
Apa manfaatnya?
Tulisan ini memang dibuat agar para emak atau orangtua mana pun tidak bersumbu
pendek atau merasa gemas lalu putus asa ketika melihat generasi zaman now masuk ke dunia game. Termasuk gemez
dengan anak sendiri.
Dan biasanya juga pada pasangan.
Emak bisa terlibat dialog dengan generasi gamer. Toh, sekarang game
sudah masuk dalam e-sport menjadi bagian dari cabang olahraga.
Mau tidak mau wacana kita berubah. Buat pendekatan, diskusikan tujuan dan
manfaatnya. Beri edukasi, jaga kesehatan dan proporsi waktu yang seimbang
kepada orang tersayang.
Jenis-jenis game online-game mobile
memang sangat banyak. Ada yang mengklasifikasikannya menjadi berbagai macam
genre.
Untuk mencoba bermain game, bisa
menggunakan smartphone yang mumpuni.
Memang, ada resiko ketika memainkan game, misal HP cepat panas dan mudah hang. Tapi, kalau harus menggunakan smartphone yang harus menguras isi kantong pun jauh lebih beresiko
bukan, hehehe.
Adalah ASUS Zenfone Max M2, gawai yang nyaman dipakai nge-game tanpa menguras isi kantong. Saya
sudah cek harganya dan memang masih ramah di kantong, dibanding HP Gaming lainnya. ASUS Zenfone Max M2
menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 632, upgrade dari Qualcomm Snapdragon 625 yang terkenal punya performa
tinggi tetapi hemat daya dan tidak panas. Baterai yang diselipkan
dalam ASUS Zenfone Max M2 adalah baterai berdaya 4.000mAh, dengan layar 19:9 beresolusi
HD dengan sistem Android 8.0 Oreo yang ringan untuk dipakai bermain game.
Selain itu, ada beberapa kriteria lain untuk bermain mobile game pada umumnya, yang mesti diperhatikan. Apakah ASUS Zenfone Max M2,
gawai yang tepat untuk gaming?
Saya coba buat daftarnya ya :
1. RAM minimal 3GB
Untuk menjalankan game secara lancar, kapasitas RAM yang lapang sangat
penting diperhatikan. ASUS Zenfone Max M2 memiliki memori RAM berjenis LPPDR
3GB dan 4GB, yang untuk aktivitas ngegame sambil membuka aplikasi lain secara
barengan.
2. Memori dengan Kapasitas Besar.
Karena aplikasi game biasanya berat, jadi kalau kapasitasnya tidak mumpuni,
belum apa-apa sudah wassalam. ASUS
Zenfone Max M2 untuk storage tersedia
32GB dan 64GB dengan, penyimpanan microSD s/d 2TB.
3. Layar Untuk Performa yang Mantap
Apa enaknya mobile game yang visualnya kabur, pecah. Untuk menontonnya saja
bisa sakit mata, bagaimana memainkannya? ASUS Zenfone Max M2 dengan layar besar
6,3 inch HD+ 1520 x 720 pixel cukup menjanjikan kepuasan mata. Dengan dimensi 158mm
x 76mm x 7,7mm yang lebar sesuai kebutuhan gaming.
4. Chipset yang Berkelas
Qualcomm adalah chipset berkelas yang terkenal di jajaran smartphone. ASUS
Zenfone Max M2 dengan Qualcomm Snapdragon 632 memberikan kenyamanan saat
bermain game dengan kondisi
smartphone tetap stabil dan hemat daya.
5. Baterai yang Gahar.
Poin utama yang ditempatkan di akhir. Baterai dengan ketahanan 3.000mAh
disebut sudah cocok untuk gaming.
Namun, baterai ASUS Zenfone Max M2 lebih dari itu, yakni 4.000mAh, dengan
kemampuan charging yang cepat.
Walau pun dalam gaming, kita akan
memiliki lebih dari satu nyawa. Tapi, siapa juga yang mau “mati” terburu-buru
karena baterai mudah K.O.
Untuk lebih jelas tentang spek ASUS Zenfone Max M2 bisa dilihat pada Tabel Spesifikasi
di bawah ini:
“Hidup sebagai
gamer, hidup untuk memperjuangkan
hidup.
Karena nyawa
sangat berharga baginya”
Saya, dan Segudang Aktivitas Lancar Berkat Mobile Gaming
ASUS Zenfone Max M2 adalah smartphone
Android dengan prosesor terbaru Qualcomm Snapdragon 632 – series 600 memang diklaim untuk smartphone
kelas menengah ke atas.
Dengan prosesor Qualcomm Snapdragon akan memungkinkan konektifitas yang
lebih cepat dan stabil, grafik yang memukau, serta pemrosesan dan multitasking
yang handal dan efisien. (sumber : artikel
techno)
Untuk grafis ASUS Zenfone Max M2, Qualcomm Snapdragon menggunakan GPU alias
Graphic Processing Unit Adreno 506, dengan demikian bermain mobile gaming 3D
terasa lancar, kencang, dan mampu multitasking.
Apakah Emak-Emak Perlu Mobile Gaming?
Saya jawab perlu. Saya bukan gamer, apalagi hardcore, saya bermain game kadang-kadang, tapi
saya juga tidak bermain game untuk
membunuh rasa bosan. Gaming bagi saya
berguna untuk memahami kehidupan lain, terutama karena saya berperan sebagai orangtua
seperti dalam kasus di atas.
Bermain game berguna bagi saya
untuk mencari ide dan juga berguna untuk menambah wacana tulisan. Sukar
pastinya menulis tentang Mobile Legend,
Clash of Clans, AOV, kalau tidak tahu game-game
itu sama sekali.
Gaming sekaligus mengetes
seberapa baik smartphone saya. Atau,
ketika tidak punya ilmu apa pun ketika mencari smartphone yang bagus, sebutkan saja kata kuncinya : apakah hp-nya
bisa mobile gaming? Hehehe.
Dengan smartphone gaming, (nah,
ini yang paling sering saya lakukan) saya bisa bertindak multitasking. Mau buka tab sebanyak mungkin, merekam dan menonton,
memotret, membuka aplikasi belanja online dan aktivitas lain dengan smartphone gaming, jauh lebih lancar.
Dengan ASUS Zenfone Max M2 yang berbaterai gahar dan ramah di kantong jelas
mampu mewakilinya.
***
====
Disclaimer :
Tulisan ini bukan
merupakan ulasan penggunaan ASUS Zenfone Max M2.
======
Salam,
Lidha Maul
37 Comments
Duh jadi mupeng pengen punya juga kak hehe :)
ReplyDeleteetdah, abang aja bisa mupeng, apalagi saya
DeleteHehehe pas sebelum punya hp gaming juga suka gitu mbak. Ehh pas udah punya. Ketagihan pisan pas main gamrnya 😅
ReplyDeleteSpek hp gaming kalau buat aktivitas selain itu pasti cepet ya mbak. Apalagi buat ngeblog 😅
Semoga terwujud yah Mbak Lidha 😘
sama-sama rohmah
DeleteSpesifikasinya dewa bangett, harga murah pula
ReplyDeletejadi pengenn huhu
hayuk
Deletewah kalau ponsel abnyak fitur yang banyak mebantu kiat itu asyik sekali ya
ReplyDeleteya mak Tira, asyik emang
Deleteduuuh... HP ini keren banget yak. Jadi pingin deh. Semoga harganya bisa terjangkau ya.
ReplyDeleteTerjangkau mba
DeleteWahhh smartphonenya canggih banget ya, apalagi menggunakan Qualcomm snapdragon 632 udah urusan multi tasking gak perlu kawatir lagi :D
ReplyDeleteiya mas, zaman sekarang, apa2 multitasking
DeleteSaya suka dengan pendekatannya, Mbak. Tidak hanya sekadar menyajikan data atau informasi mentah, tetapi dibarengi dengan menyisipkan sudut pandang baru mengenai game dan dunianya.
ReplyDeleteSalam kenal dan semoga sukses selalu. :)
Makasih Riza.
DeleteSering lihat fenomena begini soalnya, meski ibunya teredukasi tapi bisa ketakutan setengah kalau bahas game
Aku pun main gamenya receh kayak sugar crush, temple run (ih jaman kapan ya ini) hahaha
ReplyDeletesaya juga bisa game kelas-kelas tinggi, tapi sebatas memahami aja, gak addict.
DeleteSama aku juga mupeng banget nih pengen punya ASUS Zenfone Max M2... main game jadi lancar jaya...
ReplyDeleteAku sukanya main Candy Crush, hahaha.
ReplyDeleteBegitu ya rupanya, perlu sesekali mencoba main game macam ML dll biar tau dunia mereka. Huhuhu, aku belum siap... tapi sebagai ibu kudu siap sih ya. TFS, Mbak :)
Spek Max M2 ini udah "uhuy pisan" buat para gamers. Game2 berat pun bisa dimainkan dengan baik pada ponsel ini. Good luck ya mbak dan salam kenal :)
ReplyDeletedari blog sana bahas zenfone max 2,disini juga dibahas lagi ya haha, ini lagi rame yah, emang kualitasnya bagus, semoga saya bisa beli wkwkwk
ReplyDeleteSeandainya bisa punya 5 samrtphone, salah satunya asus smartphone gaming ini ..., terpuaskan hatiku wwwkkk ...
ReplyDeleteYa gimana ngga, ya.
Asik bisa buat ngeblog banyak akun juga ngegame seru ;)
ASUS memang bisa kasih harga relatif murah untuk kualitas bagus. Buat laptop/notebook juga sama. Tapi kalau buat beli handphone baru, saya tunggu yang lama rusak dulu deh. Sayang.
ReplyDeletewih produk baru lagi nih dr asus.
ReplyDeletemayan lah. buat main aov masi ngangkat kok
awal kenal dengan angry birds, seneng jg maininnya ma sama anak hehe. Bisa jd sarana bonding jadinya.
ReplyDeletesaya ga melarang anak main game, cuma dibatasi aja waktunya dan diawasi dia main apa
Pengen banget aku punya zenfone max m2 ini. Waktu ke Jakarta ke acara launching asus aku dapat doorprise yang type pro nya. Ini pengen buat ngegame. Biar makin keren formasinya
ReplyDeletejadi..menjadi gamers bukan pilihan yang buruk ya mba? Aku setuju banyak manfaat yang didapat, tapi tetap harus liat konteksnya, karena kalua anak-anak main games terus ya ngga bagus. HP ini memang canggih banget..para gamers pasti pengen banget punya!
ReplyDeleteaku suka maen game. tp skr direm demi pencitraaan. anak2 suka main game. emaknya ngerem biar mereka ikutan ngerem jg, ngegame seperlunya :D
ReplyDeletekebetulan hp asus jadi andalan si aa jga. apalagi karna oke banget buat main game
Kalau aku emang gak jago dan kurang hobi, jadi sesekali aja ngikuti anak-anak yg lagi nge-game. Tapi kalau smartphone ini gak cuma urusan game-nya aja yang kece. Kamera sama baterainya juga gak kalah cihui
ReplyDeleteDuluu suka main games, sekarang udah nggak 😆 pak suami sih yg masih. Aku perbolehkan asal nggak ganggu lainnya.
ReplyDeleteItu kenapa ada onde2 malin kundang 😆 kok enak onde2 :p
Dunia game di zaman sekarang enggak bisa dipandang sebelah mata. Kalau kita kawal dan arahkan pada anak-anak yg doyan ngegame, mereka juga bisa berhasil menjadi seorang gamer sejati tanpa melupakan hal lain di dunia nyata.
ReplyDeleteEvent game di dunia maya juga sekarang marak. Kebetulan suami saya bekerja di salah satu provider internet, perusahaannya pun sering mengadakan event game online yang bekerja sama dengan beberapa warnet. Hadiahnya juga cukup besar.
Di zaman yang makin canggih, ngegame memang gak harus ke luar rumah biar maksimal ngegamenya. Sekarang sudah ada Asus Zenfo Max Pro M2 yang sangat berkelas dengan kapasitas besar. Dijamin lancar deh ngegamenya..
Pengen punya hp zenfone max m2 ini kalau diajak event pasti tangguh ya. Anak-anakku suka juga games tapi tetap aku awasi, pernah tuh download games yang kapasitasnya berat duduuh
ReplyDeleteYa Allah udah lama banget gak main game. Karena tiap pegang henfon pasti lagi BW, kepoin IG, balesin e-mail ato lagi edit kerjaan kantor wwkkwkwk yg sering main game di rumah itu Pak Suami, itupun Hago aja karena gak banyak mikir. Karena klo aku kelamaan pegang henfon, pasti anakku protes.
ReplyDeleteDulu pernah pakai henfon Asus, awet dan jadi kesayanganku buat moto2.
Aku suka games buat refresh otak dari segala penat mba. Beberapa orang bahkan dapat mendulang rupiah dari game. Tentunya harus didukung dengan hp canggih agar nge-game tetap asyik ya, mba.
ReplyDeleteAku jarang main game hehehehe, seringnya buka pinterest sama ig. Sama untuk baca wattpad.
ReplyDeleteHandphone yang memanjakan para gamer nih. Tapi jangan sampai lupa waktu ya main gamenya hahahha
ReplyDeleteDuh kalau punya hape seperti ini, pasti bahagia banget kerjaan tuntas, anak2 kalau suntuk bolehlah dikasih main game .selama 10 mnt
ReplyDeleteMba...
ReplyDeleteMengapa ya ibu Malin Kundang mengutuk anaknya jadi batu, mengapa gak dikutuk jadi anak sholeh aja heheheh.
Btw, ngegame sebenarnya jadi kegiatan favorit saya, sayangnya saya sering lupa waktu kalau udah ngegame.
Jadinya semenjak punya anak, jarang banget ngegame.
Keren banget deh kalau bisa punya Zenfone max 2 :)
Hai, bila tidak memiliki link blog, bisa menggunakan link media sosial untuk berkomentar. Terima kasih.